Alkisah, hiduplah dua suku di pegunungan Andes . Satu suku tinggal di
lembah-lembah, sedangkan suku yang lain tinggal di atas gunung. Suatu hari,
suku gunung menyerang suku lembah dan menjarah seluruh isi desa. Mereka
menculik seorang bayi dari salah satu keluarga suku lembah dan membawanya ke atas gunung.
Orang-ornag suku lembah tidak tahu bagaimana mendaki gunung. Mereka tidak tahu jalan mana yang digunakan oleh suku gunung. Mereka tidak tahu dimana letak desa suku gunung. Juga, tidak tahu bagaimana mengikuti jejak-jejak suku gunung di tebing-tebing gunung itu.
Tapi, meski pun begitu, mereka mengirim para prajurit terbaik mereka unutk memanjat gunung dan membawa pulang bayi mereka.
Prajurit pertama mencoba memanjat tebing diikuti yang lain. Ketika prajurit pertama gagal, mereka semua pun gagal. Mereka mencoba lagi dengan cara lain. Namun, gagal. Setelah berhari-hari mereka mendaki, mereka hanya bisa memanjat beberapa ratus kaki saja.
Suku lembah kehilangan harapan dan putus asa. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke desa saja. Semua upaya dilakukan namun gagal.
Ketika mereka sedang bersiap-siap untuk kembali ke desa, tiba-tiba mereka melihat ibu dari bayi yang diculik itu sedang menuruni tebing gunung melewati mereka, sambil menggendong bayinya. Mereka terkejut sekali, bagaimana si ibu itu bisa menuruni tebing yang justru mereka sendiri gagal untuk mendakinya? Bagaimana si ibu itu bisa memanjat tebing-tebing itu mengalahkan mereka? Terlebih lagi, mereka melihat si bayi itu telah terselamatkan. Bagaimana mungkin?
Seorang prajurit menyambut ibu itu dan bertanya, "Wahai ibu, kami gagal mendaki tebing ini. Bagaimana kau melakukan semua ini, mengalahkan seluruh prajurit terkuat? Bagaimana bisa?"
Ibu itu mengangkat bahu dan berkata, "Sebab bayi yang diculik itu bukanlah bayimu."
Catatan : Cinta memberikan kekuatan. Sebab, cinta adalah kekuatan. Dan, cinta seorang ibu adalah kekuatan yang mengalahkan segala kekuatan. Perjuangan tanpa cinta memberikan kegagalan.
(Disadur dari Jim Stovall, You don't have to be blind to see)
Salam Positif,
Ugung DA Wibowo
Psikolog - Fasilitator - Konselor
Ada juga sebuah tayangan film menarik, untuk kita renungkan. Silahkan klik di sini sambil mendengarkan lagu bunda mengalun lembut di pikiran kita...
Minggu, 21 Desember 2008
Minggu, 14 Desember 2008
Positive Event: Workshop Softskills & Parade Trainer
BEM Fakultas Psikologi UMP menggelar Workshop Soft Skills sekaligus parade para Trainer di Purwokerto untuk pertama kalinya. Survey dari National Association of College and Employee (NACE), USA (2002), kepada 457 pemimpin, tentang 20 kualitas penting seorang juara ternyata yang sangat berperan adalah Soft Skills. Apa sih sebenarnya soft skills? Dan kapan kegiatan itu berlangsung?
Soft skills, yaitu kemampuan nonteknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun sangat diperlukan dalam dunia kerja maupun organisasi. Patrick S. O'Brien dalam buku Making College Count, mengkategorikan soft skills ke dalam 7 area yang disebut Winning Characteristics, yaitu, Communication Skills, Organizational Skills, Leadership, Logic, Effort, Group Skills dan Ethics.
Workshop soft skills dan Parade Trainer Purwokerto tahun 2008 diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi UMPpada tanggal 18-20 Desember 2008 di Aula HAK Anshori Lantai 3 Kantor Pusat - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Keterangan lebih lanjut: Silahkan poster dilihat di sini
Soft skills, yaitu kemampuan nonteknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun sangat diperlukan dalam dunia kerja maupun organisasi. Patrick S. O'Brien dalam buku Making College Count, mengkategorikan soft skills ke dalam 7 area yang disebut Winning Characteristics, yaitu, Communication Skills, Organizational Skills, Leadership, Logic, Effort, Group Skills dan Ethics.
Workshop soft skills dan Parade Trainer Purwokerto tahun 2008 diselenggarakan oleh BEM Fakultas Psikologi UMPpada tanggal 18-20 Desember 2008 di Aula HAK Anshori Lantai 3 Kantor Pusat - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Keterangan lebih lanjut: Silahkan poster dilihat di sini
Senin, 24 November 2008
Positive Teamwork - Inspirasi Tari Saman
Artikel ini terinspirasi dari tulisan rekan learner di TCI yaitu Hari Subagya tentang Tari Saman yang mungkin waktu itu oleh penceritanya dikatakan terilhami dari tugas sekolah putri kecilnya si Aussie. Begitu saya browsing artikel dan foto tentang tarian tersebut, plus menonton liputannya di sebuah stasiun televisi swasta yang membuat saya menjadi takjub dan Wow..... Saya sepakat dengan beliaunya bahwa Tari Saman begitu hebat dan indah!! Energik dan juga sebuah gambaran teamwork yang padu.
Harus disadari ada sisi positif dari Tari Saman yang bisa diterapkan dalam sebuah teamwork yang betul-betul bekerja sama bukan bekerja bersama-sama. Beberapa unsur positif dalam Tari Saman yaitu:
1. Kepemimpinan
Diawali oleh teriakan pemimpin, diikuti lagu, dan ada atau tidak musik pengiring menjadi tidak masalah. Pemimpin di sini lah yang akan membawa irama menjadi cepat dan melambat. Dia harus tahu power kelompoknya, sehingga kapan harus menaikkan tempo tarian. Dalam bahasa organisasi ini disebut emphatic leadership.
2. Koordinasi dan Komunikasi
Sangat tidak mungkin keserentakan gerak tanpa koordinasi. Komunikasi yang dibangun tidak harus dengan bahasa verbal, namun justru menggunakan bahasa isyarat, misal: sentuhan di bahu, tepukan tangan penari lain, dan lirikan mata antar anggota.
3. Semangat dan Antusias
Tarian ini merupakan salah satu tarian yang nge-beat dan tidak mungkin dilakukan tanpa semangat apalagi tanpa energi yang baik. Irama dan birama yang begitu cepat dan gerakan yang begitu dinamis sangat membutuhkan konsentrasi luar biasa dan fokus terhadap apa yang sedang dikerjakan. Sekalipun ada anggota yang bersedih atau berduka, maka dia tetap akan memacu (memaksa) diri untuk bergerak cepat dan akhirnya terhanyut dalam semangat akibat ”virus” antusias yang ada pada orang-orang di sekitarnya.
4. Feedback
Teriakan dan nyanyian anggota team, layaknya sebuah feedback yang menyemangati. Membangun energy dan kebersamaan, sekaligus membangun irama kerja yang dinamis namun padu. Membangun sebuah team dibutuhkan feedback yang terus menerus, agar arah tetap terjaga, sekaligus energi team terus penuh. Siapapun anda yang memiliki team, maka FEEDBACK adalah wajib hukumnya. Teriakan dan ikutlah terlibat bernyanyi layaknya para penari saman.
5. Terlibat secara Emosi
Teriakan, nyanyian dan gerakan yang dilakukan merupakan sinergi energi yang ada di dalam diri penari sebagai sebuah pelepasan emosi. Satu hal, emosi yang diangkat memadukan melodi yang dinyatakan dengan irama gerakan yang dilakukan. Di sinilah letak mood concruency (kesesuaian suasana hati) para penari dengan tarian dan nyanyiannya, serta penari lain di dalam group. Ada kohesivitas di dalamnya, ikatan ini yang mungkin oleh Le Bon dibilang sebagai the collective mind.
6. Speed-up
Baik hanya sepuluh orang atau ratusan penari, maka kita akan melihat bagaimana cara penari ini bisa melakukan menyamakan tindakan dan gerakan yang sangat perlahan hingga sangat cepat. Awalnya para penari akan melakukan dengan sangat perlahan, kemudian setelah iramanya terbentuk, dan gerak team sudah mantap, maka mereka mulai melakukan speed-up. Makin cepat, semakin cepat, semakin cepat dan semakin memikat. Inilah cara membuat team menjadi bisa bekerja secara optimal. Formasi yang kuat dan kokoh, dengan skrup yang sudah kuat, maka mulailah menambah kecepatan. Formasi belum terbentuk, irama belum selaras, dan anda akan melakukan genjotan untuk speed-up team anda, maka sudah bisa dipastikan, akan ada korban-korban disana.
7. Kesuksesan Team ádalah Buah Proses Belajar/Latihan & Perencanaannya
Anda percaya Tarian Saman ini tercipta atau ada seketika? Tentu saja tidak. Masing-masing anggota harus paham gerakan dasar dan keseluruhan gerakan sebagai totalitas. Dirinya juga harus belajar nyanyian dan bagaimana irama/hentakan yang dilakukan. Belum termasuk bagaimana menyamakan gerakan dan nyanyian. Semua team butuh proses belajar untuk berpadu dalam actionnya.
8. Tertib dan Teratur
Seperti rukun shalat yang terakhir: tertib dan teratur, Tarian ini juga sebuah tarian yang tidak bisa diimprovisasi masing-masing anggota team, apalagi yang sifatnya spontan. Tarian harus dilakukan sesuai aturan yang disepakati. Sekali ada anggota yang egois dan mencoba ingin menonjol sendiri dengan improvisasi, maka sudah pasti akan benjol kepalanya atau bahkan rompal giginya. Improvisasi dalam tarian ini hanya bisa dilakukan secara team.
9. Closing
Apabila anda menonton tarian ini sampai selesai, maka kita akan melihat statu hasil verja yang tuntas. Ini mereka lakukan secara serentak dan seragam. Nah, ketuntasan kerja ini merupakan inti dari positive team work. Banyak tim yang bekerja bagus selama berkompetisi tetapi tidak diakhiri dengan ketuntasan kerja. So, tutup program kerja dengan ketuntasan, penutupan yang cantik dan salam...
Mungkin masih banyak yang bisa digali dari Tarian saman, namun menurut saya 9 hal di atas merupakan hal-hal yang sangat positif yang bisa saya tangkap dan petik dari Tari Saman. So, kalau mereka bisa membuat sebuah positive teamwork, kenapa kita tidak?
Salam positif,
Ugung DA Wibowo
Psikolog, Fasilitator, and Lecturer
Harus disadari ada sisi positif dari Tari Saman yang bisa diterapkan dalam sebuah teamwork yang betul-betul bekerja sama bukan bekerja bersama-sama. Beberapa unsur positif dalam Tari Saman yaitu:
1. Kepemimpinan
Diawali oleh teriakan pemimpin, diikuti lagu, dan ada atau tidak musik pengiring menjadi tidak masalah. Pemimpin di sini lah yang akan membawa irama menjadi cepat dan melambat. Dia harus tahu power kelompoknya, sehingga kapan harus menaikkan tempo tarian. Dalam bahasa organisasi ini disebut emphatic leadership.
2. Koordinasi dan Komunikasi
Sangat tidak mungkin keserentakan gerak tanpa koordinasi. Komunikasi yang dibangun tidak harus dengan bahasa verbal, namun justru menggunakan bahasa isyarat, misal: sentuhan di bahu, tepukan tangan penari lain, dan lirikan mata antar anggota.
3. Semangat dan Antusias
Tarian ini merupakan salah satu tarian yang nge-beat dan tidak mungkin dilakukan tanpa semangat apalagi tanpa energi yang baik. Irama dan birama yang begitu cepat dan gerakan yang begitu dinamis sangat membutuhkan konsentrasi luar biasa dan fokus terhadap apa yang sedang dikerjakan. Sekalipun ada anggota yang bersedih atau berduka, maka dia tetap akan memacu (memaksa) diri untuk bergerak cepat dan akhirnya terhanyut dalam semangat akibat ”virus” antusias yang ada pada orang-orang di sekitarnya.
4. Feedback
Teriakan dan nyanyian anggota team, layaknya sebuah feedback yang menyemangati. Membangun energy dan kebersamaan, sekaligus membangun irama kerja yang dinamis namun padu. Membangun sebuah team dibutuhkan feedback yang terus menerus, agar arah tetap terjaga, sekaligus energi team terus penuh. Siapapun anda yang memiliki team, maka FEEDBACK adalah wajib hukumnya. Teriakan dan ikutlah terlibat bernyanyi layaknya para penari saman.
5. Terlibat secara Emosi
Teriakan, nyanyian dan gerakan yang dilakukan merupakan sinergi energi yang ada di dalam diri penari sebagai sebuah pelepasan emosi. Satu hal, emosi yang diangkat memadukan melodi yang dinyatakan dengan irama gerakan yang dilakukan. Di sinilah letak mood concruency (kesesuaian suasana hati) para penari dengan tarian dan nyanyiannya, serta penari lain di dalam group. Ada kohesivitas di dalamnya, ikatan ini yang mungkin oleh Le Bon dibilang sebagai the collective mind.
6. Speed-up
Baik hanya sepuluh orang atau ratusan penari, maka kita akan melihat bagaimana cara penari ini bisa melakukan menyamakan tindakan dan gerakan yang sangat perlahan hingga sangat cepat. Awalnya para penari akan melakukan dengan sangat perlahan, kemudian setelah iramanya terbentuk, dan gerak team sudah mantap, maka mereka mulai melakukan speed-up. Makin cepat, semakin cepat, semakin cepat dan semakin memikat. Inilah cara membuat team menjadi bisa bekerja secara optimal. Formasi yang kuat dan kokoh, dengan skrup yang sudah kuat, maka mulailah menambah kecepatan. Formasi belum terbentuk, irama belum selaras, dan anda akan melakukan genjotan untuk speed-up team anda, maka sudah bisa dipastikan, akan ada korban-korban disana.
7. Kesuksesan Team ádalah Buah Proses Belajar/Latihan & Perencanaannya
Anda percaya Tarian Saman ini tercipta atau ada seketika? Tentu saja tidak. Masing-masing anggota harus paham gerakan dasar dan keseluruhan gerakan sebagai totalitas. Dirinya juga harus belajar nyanyian dan bagaimana irama/hentakan yang dilakukan. Belum termasuk bagaimana menyamakan gerakan dan nyanyian. Semua team butuh proses belajar untuk berpadu dalam actionnya.
8. Tertib dan Teratur
Seperti rukun shalat yang terakhir: tertib dan teratur, Tarian ini juga sebuah tarian yang tidak bisa diimprovisasi masing-masing anggota team, apalagi yang sifatnya spontan. Tarian harus dilakukan sesuai aturan yang disepakati. Sekali ada anggota yang egois dan mencoba ingin menonjol sendiri dengan improvisasi, maka sudah pasti akan benjol kepalanya atau bahkan rompal giginya. Improvisasi dalam tarian ini hanya bisa dilakukan secara team.
9. Closing
Apabila anda menonton tarian ini sampai selesai, maka kita akan melihat statu hasil verja yang tuntas. Ini mereka lakukan secara serentak dan seragam. Nah, ketuntasan kerja ini merupakan inti dari positive team work. Banyak tim yang bekerja bagus selama berkompetisi tetapi tidak diakhiri dengan ketuntasan kerja. So, tutup program kerja dengan ketuntasan, penutupan yang cantik dan salam...
Mungkin masih banyak yang bisa digali dari Tarian saman, namun menurut saya 9 hal di atas merupakan hal-hal yang sangat positif yang bisa saya tangkap dan petik dari Tari Saman. So, kalau mereka bisa membuat sebuah positive teamwork, kenapa kita tidak?
Salam positif,
Ugung DA Wibowo
Psikolog, Fasilitator, and Lecturer
Jumat, 14 November 2008
Berpikir Positif
Luangkan 5 menit waktu anda untuk membaca kisah nyata
dibawah ini, semoga sedikit banyak dapat memberikan
manfaat bagi diri Anda...
Suatu ketika di Negara Eropa, seorang kriminal buronan
negara berhasil tertangkap. Sang kriminal adalah
buronan kelas kakap yang telah melakukan
banyak sekali kejahatan, perampokan, pembunuhan,
terorisme dan tidaklah terhitung daftarnya.
Pengadilan Negara menjatuhkan vonis hukuman mati
kepadanya dan mereka mulai mendiskusikan hukuman apa
yang akan mereka berikan kepada sang kriminal.
Mereka memilih beberapa alternatif, diantaranya
hukuman gantung, hukuman tembak, kursi listrik, ruang
beracun, dll.
Pada saat diskusi tersebut berlangsung, seorang
ilmuwan mencadangkan suatu metode baru sebagai
percobaan untuk memberi vonis hukuman mati, suatu
metode yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mereka
pun mendengarkan ide tersebut dan akhirnya mereka pun
menyetujui ide tersebut dan membiarkan sang ilmuwan
melakukan riset terhadapnya.
Sang kriminal dimasukkan kedalam suatu ruangan dan
dibaringkan dengan tubuh terikat. Matanya ditutup dan
dibisikkan
"Kamu akan segera dihukum mati! dengan metode terbaru
maka urat nadi di pergelanganmu akan kami potong dan
darahmu akan segera menetes. Kamu tidak akan merasa
sakit karena teknologi yang kami gunakan sangat
canggih. Darahmu akan menetes perlahan-lahan dan akan
membiarkan dirimu mendengar suara tetesannya. Secara
perlahan kamu akan kehabisan darah dan tubuhmu
akan melemah, detak jantungmu semakin perlahan..
semakin lemah.. sampai akhirnya kamu akan mati !"
Mereka pun kemudian eksekusi, sang kriminal mulai
merasakan potongan dipergelangan tangan kanannya,
segera ia merasakan aliran darahnya menetes..
tes..tes... suara tetesan tersebut membuatnya tahu
bahwa dia semakin kehilangan darah.. dan tubuhnya
semakin lemah.. sampai jantungnya berdetak
semakin perlahan.. dan tragisnya diapun mati.
Ironisnya... walaupun sang kriminal tersebut mati. Dia
tidak sempat menyadari bahwa percobaan yang dilakukan
terhadapnya bukanlah teknologi
canggih untuk memotong pergelangannya. Tetapi.. yang
mereka lakukan hanyalah.. mengambil sepotong es dingin
yang tajam.. kemudian digunakannya
potongan tersebut melewati pergelangannya yang
sesungguhnya tidak memotong apapun!
Sang kriminal, yang dibuat percaya bahwa
pergelangannya telah dipotong, mengikuti semua sugesti
palsu yang dikatakan oleh sang ilmuwan. Walaupun yang
dikatakan palsu, tetapi sugesti tersebut menjadi
'kenyataan' karena sang kriminal memang
mempercayainya!
Apa inti cerita diatas?? Dalam otak kita, ada sesuatu
yang dinamakan alam bawah sadar, dan apapun yang kita
berikan kedalamnya, akan menjadi kenyataan! Tubuh kita
akan mempercayai informasi apapun, walaupun itu
palsu! Jika kita mempercayainya, maka tubuh kita akan
bereaksi seolah-olah itu adalah kenyataan. Sama juga
dengan kehidupan, Jika Anda menonton TV yang membentuk
pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna setiap
harinya.. maka diri andapun menjadi pribadi yang tidak
berguna.
Karena itu, jika Anda menginginkan hal yang terbaik
segera isilah pikiran Anda dengan hal-hal positif..
Jika ingin kaya.. isilah otak Anda dengan kekayaan..
Jika ingin sukses, isilah pikiran Anda dengan
kesuksesan.
Statistik menyatakan 90% dari orang di sekitar Anda
adalah Negatif! Apakah Anda salah satunya?? Jika ya,
maka segera keluarlah dari zona nyaman Anda
serta isilah segera diri Anda dengan ide-ide dan
kepercayaan dari 10% orang yang kaya dan sukses!!!
Kebanyakan orang berpikir bahwa 'Orang Kaya' itu
berbeda, mereka lebih pintar, mereka lebih beruntung,
atau lebih berpendidikan daripada kita.
Sesungguhnya 'Orang Kaya' berbeda karena mereka
berpikir dengan cara yang berbeda!!! Jika Anda ingin
menjadi seperti mereka, maka Anda harus belajar
kepercayaan- kepercayaan dan pola pikir mereka tentang
uang. Jika Anda ingin kaya, buang semua kepercayaan
lama, ubah mindset negatif Anda tentang uang,ubah
kepercayaan Anda tentang uang, maka Anda akan segera
berhenti mengejar uang, dan yang terjadi malah
sebaliknya Uang yang akan mengejar Anda!!!
Untuk mengubah keadaan di sekitar Anda, semua harus
dimulai dari dalam pikiran Anda dan dari kepercayaan
Anda..
Kristina Siagian Stalcup
Rapid City, SD 57702
USA.
email: kristina.siagian@ gmail.com
website: http://zefanya78. multiply. com/
dibawah ini, semoga sedikit banyak dapat memberikan
manfaat bagi diri Anda...
Suatu ketika di Negara Eropa, seorang kriminal buronan
negara berhasil tertangkap. Sang kriminal adalah
buronan kelas kakap yang telah melakukan
banyak sekali kejahatan, perampokan, pembunuhan,
terorisme dan tidaklah terhitung daftarnya.
Pengadilan Negara menjatuhkan vonis hukuman mati
kepadanya dan mereka mulai mendiskusikan hukuman apa
yang akan mereka berikan kepada sang kriminal.
Mereka memilih beberapa alternatif, diantaranya
hukuman gantung, hukuman tembak, kursi listrik, ruang
beracun, dll.
Pada saat diskusi tersebut berlangsung, seorang
ilmuwan mencadangkan suatu metode baru sebagai
percobaan untuk memberi vonis hukuman mati, suatu
metode yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mereka
pun mendengarkan ide tersebut dan akhirnya mereka pun
menyetujui ide tersebut dan membiarkan sang ilmuwan
melakukan riset terhadapnya.
Sang kriminal dimasukkan kedalam suatu ruangan dan
dibaringkan dengan tubuh terikat. Matanya ditutup dan
dibisikkan
"Kamu akan segera dihukum mati! dengan metode terbaru
maka urat nadi di pergelanganmu akan kami potong dan
darahmu akan segera menetes. Kamu tidak akan merasa
sakit karena teknologi yang kami gunakan sangat
canggih. Darahmu akan menetes perlahan-lahan dan akan
membiarkan dirimu mendengar suara tetesannya. Secara
perlahan kamu akan kehabisan darah dan tubuhmu
akan melemah, detak jantungmu semakin perlahan..
semakin lemah.. sampai akhirnya kamu akan mati !"
Mereka pun kemudian eksekusi, sang kriminal mulai
merasakan potongan dipergelangan tangan kanannya,
segera ia merasakan aliran darahnya menetes..
tes..tes... suara tetesan tersebut membuatnya tahu
bahwa dia semakin kehilangan darah.. dan tubuhnya
semakin lemah.. sampai jantungnya berdetak
semakin perlahan.. dan tragisnya diapun mati.
Ironisnya... walaupun sang kriminal tersebut mati. Dia
tidak sempat menyadari bahwa percobaan yang dilakukan
terhadapnya bukanlah teknologi
canggih untuk memotong pergelangannya. Tetapi.. yang
mereka lakukan hanyalah.. mengambil sepotong es dingin
yang tajam.. kemudian digunakannya
potongan tersebut melewati pergelangannya yang
sesungguhnya tidak memotong apapun!
Sang kriminal, yang dibuat percaya bahwa
pergelangannya telah dipotong, mengikuti semua sugesti
palsu yang dikatakan oleh sang ilmuwan. Walaupun yang
dikatakan palsu, tetapi sugesti tersebut menjadi
'kenyataan' karena sang kriminal memang
mempercayainya!
Apa inti cerita diatas?? Dalam otak kita, ada sesuatu
yang dinamakan alam bawah sadar, dan apapun yang kita
berikan kedalamnya, akan menjadi kenyataan! Tubuh kita
akan mempercayai informasi apapun, walaupun itu
palsu! Jika kita mempercayainya, maka tubuh kita akan
bereaksi seolah-olah itu adalah kenyataan. Sama juga
dengan kehidupan, Jika Anda menonton TV yang membentuk
pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna setiap
harinya.. maka diri andapun menjadi pribadi yang tidak
berguna.
Karena itu, jika Anda menginginkan hal yang terbaik
segera isilah pikiran Anda dengan hal-hal positif..
Jika ingin kaya.. isilah otak Anda dengan kekayaan..
Jika ingin sukses, isilah pikiran Anda dengan
kesuksesan.
Statistik menyatakan 90% dari orang di sekitar Anda
adalah Negatif! Apakah Anda salah satunya?? Jika ya,
maka segera keluarlah dari zona nyaman Anda
serta isilah segera diri Anda dengan ide-ide dan
kepercayaan dari 10% orang yang kaya dan sukses!!!
Kebanyakan orang berpikir bahwa 'Orang Kaya' itu
berbeda, mereka lebih pintar, mereka lebih beruntung,
atau lebih berpendidikan daripada kita.
Sesungguhnya 'Orang Kaya' berbeda karena mereka
berpikir dengan cara yang berbeda!!! Jika Anda ingin
menjadi seperti mereka, maka Anda harus belajar
kepercayaan- kepercayaan dan pola pikir mereka tentang
uang. Jika Anda ingin kaya, buang semua kepercayaan
lama, ubah mindset negatif Anda tentang uang,ubah
kepercayaan Anda tentang uang, maka Anda akan segera
berhenti mengejar uang, dan yang terjadi malah
sebaliknya Uang yang akan mengejar Anda!!!
Untuk mengubah keadaan di sekitar Anda, semua harus
dimulai dari dalam pikiran Anda dan dari kepercayaan
Anda..
Kristina Siagian Stalcup
Rapid City, SD 57702
USA.
email: kristina.siagian@ gmail.com
website: http://zefanya78. multiply. com/
Informasi Mahasiswa: Slide MK Observasi
Assalamu'alaikum wr wb
Salam positif,
buat mahasiswa peserta mata kuliah observasi silahkan baca informasi di bawah ini
Ini adalah file powerpoints mata kuliah observasi
Silahkan download obervasi bab 1 di sini , observasi bab 2 di sini , observasi bab 3 di sini, observasi bab 4 di sini , observasi bab 5 di sini , observasi bab 6 di sini , observasi bab 7 di sini
Ada artikel menarik nih...
Silahkan Download di sini
Salam Positif,
Wassalamu'alaikum wr wb...
Salam positif,
buat mahasiswa peserta mata kuliah observasi silahkan baca informasi di bawah ini
Ini adalah file powerpoints mata kuliah observasi
Silahkan download obervasi bab 1 di sini , observasi bab 2 di sini , observasi bab 3 di sini, observasi bab 4 di sini , observasi bab 5 di sini , observasi bab 6 di sini , observasi bab 7 di sini
Ada artikel menarik nih...
Silahkan Download di sini
Salam Positif,
Wassalamu'alaikum wr wb...
Selasa, 14 Oktober 2008
How to be Positive
Thought is creative. All thought, good and bad, is creative and tends to become a material thing. That is why we must learn to be more positive. Our environment and all the experiences in our life are the result of our habitual and predominant thoughts.
Negative thoughts can tell us about something that needs our attention. Our job is to discover what needs to be done and take care of it. Many people fail to see a negative occurrence as a learning experience and continue to feel victimised and helpless, ultimately blaming others for what they drew to themselves.You are not alone. You are not Hopeless. You are alive, and you are your own person.
Steps:
Negative thoughts can tell us about something that needs our attention. Our job is to discover what needs to be done and take care of it. Many people fail to see a negative occurrence as a learning experience and continue to feel victimised and helpless, ultimately blaming others for what they drew to themselves.You are not alone. You are not Hopeless. You are alive, and you are your own person.
Steps:
- Practice positive thinking. Begin to exchange your negative thoughts for more positive ones, substitute riches for poverty, wisdom for ignorance, harmony for disharmony, and freedom and independence for duty and obligation. Everything which exists is some manifestation of this one basic substance from which and by which all things have been created. Start saying, "I can" more than "I can't".
- Recognize that it is our mental process, our mental action and interaction is what determines the infinite variety of situations and conditions that we have and will continue to experience throughout our life.
- Focus your imagination and efforts on creating the 'state of mind' that will spontaneously create the desired results. It is much easier to effect change internally because we are dealing with an aspect of the universe that we have some control over. We can't always control our outer universe, but we can, with some effort, control our inner universe.
- Create your life from within. If you want more success, focus on all the ways that you are already successful. If you want more love, focus on all the people that already care about you and the abundance of love you have to give to others. If you want to create greater health, focus on all the ways that you are healthy, and so on and so forth.
Learn to act as if the life you visualize were already here. The only thing between you and your desire to be happy is one single fact: You are not happy because of how you think. This little known fact keeps many from reaching their goal of happiness.You create your thoughts, your thoughts create your intentions, your intentions create your reality. Think about what you want, create a picture of it in your mind, and make it very clear and precise. Hold it there and focus on it in a gentle, positive way until it becomes more and more of a reality to you. That is positive thinking. - Look for the good in every situation. There are pros and cons to most situations and you get to choose which you will focus on.
Sisi Negatif Berpikir Positif
Sikap mental positif adalah salah satu faktor untuk meraih kesuksesan dalam hidup maupun dalam karir! Apakah statement tersebut masih relevan untuk sekarang ini? Sudah banyak buku yang mengulas betapa pentingnya sikap mental positif itu, sudah banyak pelatihan yang pembahasan materinya seputar sikap mental positif.
Apakah sedemikian sempurnanya sikap mental positif itu sampai tidak ada titik kelemahannya?
Pada artikel ini penulis akan membahas sikap mental positif dari sudut pandang negatif. Hal ini saya berani tuliskan karena telah melalui observasi peserta dari beberapa kelas yang telah penulis pimpin dan juga dari beberapa pengalaman hidup orang-orang yang pernah berkonsultasi dengan penulis.
Pernahkan Anda menonton sebuah tayangan di salah satu stasiun TV swasta yang berjudul “Kera Sakti”? Kera sakti atau disebut sebagai Sungokong merupakan kera langit yang mendapat hukuman karena kenakalannya, dan dia diberikan tugas untuk mengawal seorang Biksu Suci untuk mencari kitab suci. Satu hal yang menarik dari film tersebut adalah pada individu biksu suci tersebut, dapat penulis katakan bahwa biksu suci tersebut mempunyai sikap dan pikiran yang sangat positif sekali. Berbeda sekali dengan si Kera Sakti yang selalu curiga. Tetapi celakanya, pikiran dan sikap positif dari si biksu suci malah menghambat perjalanan mereka untuk mencari kitab suci tersebut, menjadi bumerang bagi diri si biksu tersebut. Sebaliknya dengan si Kera Sakti yang selalu curiga pada akhirnya selalu melepaskan mereka dari segala halang rintangan.
Dan dari film tersebutlah penulis mendapatkan ide untuk menuliskan artikel ini.
Percaya Vs Waspada
Bila kita bekerja di dalam suatu tim, maka kita diharapkan untuk dapat mempercayai setiap individu yang telah menjadi satu kesatuan tersebut, bila kita tidak saling mempercayai maka tidak akan terjadi suatu sinergi yang berenergi positif yang efektif yang akan membangun tim kita ke arah yang lebih produktif. Percaya kepada orang lain merupakan satu komponen yang terkandung di dalam sikap mental positif.
Sama halnya dengan Biksu Suci, dia selalu memandang semua orang adalah baik adanya, selalu percaya kepada setiap orang yang mereka temukan di dalam perjalanan mereka. Lain halnya dengan si Kera Sakti, dia tidak mudah untuk percaya tetapi dia lebih memilih untuk WASPADA. Karena di setiap perjalanan mereka mencari kitab suci, mereka selalu bertemu dengan para siluman yang akan membunuh si Biksu Suci tersebut. Ternyata ketidakmudahan untuk percaya atau kewaspadaan dari si Kera Sakti membuahkan hasil, dia selalu menyelamatkan Biksu Suci dari siluman-siluman yang mengancam membunuhnya.
Percaya di dalam sikap mental positif tidak dimaksud untuk percaya yang buta tetapi percaya yang berhikmat. Mereka yang memilih sikap percaya yang buta maka seringkali akan terjerembab dengan sikap yang mereka pilih tersebut, mereka akan mudah dikelabui oleh rekan kerja ataupun orang lain yang berada disekelilingnya. Milikilah percaya yang berhikmat atau WASPADA. Analisa setiap orang yang berjumpa dengan Anda, bisa jadi mereka memiliki niat yang tidak baik pada diri Anda, jadi Anda harus selalu waspada tanpa mengabaikan variabel kepercayaan itu sendiri.
Jujur Vs Cerdik
“Jujurlah padaku…” sepenggal syair lagu dari Radja. Apakah Anda tergolong orang yang jujur? Apakah perlu kita memanggil Jengiskan untuk mengukur tingkat kejujuran Anda dengan lie detectornya? Kejujuran tidak selalu menghasilkan sesuatu yang positif. Seberapa sering kita jujur tetapi malah kejujuran kita menjadi bumerang bagi diri kita sendiri? Seperti yang sering kita dengar bahwa kejujurang kadang menyakitkan. Penulis tidak bermaksud mengatakan untuk Anda tidak jujur tetapi lebih kepada jujur yang cerdik.
Sebagai contoh: satu hari ada teman yang tiba-tiba datang ke rumah Anda dengan nafas terengah-engah, muka pucat dan mata ketakutan dan memohon kepada Anda untuk menyembunyikan dia dari kejaran sekelompok orang yang akan membunuhnya, karena Anda merupakan teman baiknya maka Anda mengabulkan permohonannya. 15 menit kemudia datanglah sekelompok orang tersebut dan bertanya apakah Anda melihat teman Anda tersebut? Apa jawaban Anda?
Bila Anda mengatakan dimana posisi teman Anda maka Anda orang yang jujur tetapi sekaligus Anda seorang pembunuh, tetapi bila Anda menjawab tidak tahu berarti Anda seorang yang cerdik. Kita lihat disini bahwa kejujuran seringkali tidak menghasilkan sesuatu yang positif. Sama halnya dengan Biksu Suci. Sang Biksu selalu jujur dengan mengatakan siapa diri dia dan kemana tujuan perjalanan dia, tetapi hal tersebutlah yang kembali menghambat perjalanan mereka. Lain halnya dengan Kera Sakti yang selalu menggunakan kecerdikan dia dan hal itu kembali lagi menyelamatkan perjalanan mereka dari para siluman.
Jadi, selalu bersikap mental positif pun tidak akan membawa diri Anda kearah lebih baik. Perlu diperhatikan bahwa sikap mental positif pun mempunyai sisi negatif. Oleh karena itu kita perlu mempuyai sikap mental positif yang berhikmat dan bijaksana, karena tidak selamanya sikap mental positif membuahkan hasil positif. so, Choose ur attitude.
Apakah sedemikian sempurnanya sikap mental positif itu sampai tidak ada titik kelemahannya?
Pada artikel ini penulis akan membahas sikap mental positif dari sudut pandang negatif. Hal ini saya berani tuliskan karena telah melalui observasi peserta dari beberapa kelas yang telah penulis pimpin dan juga dari beberapa pengalaman hidup orang-orang yang pernah berkonsultasi dengan penulis.
Pernahkan Anda menonton sebuah tayangan di salah satu stasiun TV swasta yang berjudul “Kera Sakti”? Kera sakti atau disebut sebagai Sungokong merupakan kera langit yang mendapat hukuman karena kenakalannya, dan dia diberikan tugas untuk mengawal seorang Biksu Suci untuk mencari kitab suci. Satu hal yang menarik dari film tersebut adalah pada individu biksu suci tersebut, dapat penulis katakan bahwa biksu suci tersebut mempunyai sikap dan pikiran yang sangat positif sekali. Berbeda sekali dengan si Kera Sakti yang selalu curiga. Tetapi celakanya, pikiran dan sikap positif dari si biksu suci malah menghambat perjalanan mereka untuk mencari kitab suci tersebut, menjadi bumerang bagi diri si biksu tersebut. Sebaliknya dengan si Kera Sakti yang selalu curiga pada akhirnya selalu melepaskan mereka dari segala halang rintangan.
Dan dari film tersebutlah penulis mendapatkan ide untuk menuliskan artikel ini.
Percaya Vs Waspada
Bila kita bekerja di dalam suatu tim, maka kita diharapkan untuk dapat mempercayai setiap individu yang telah menjadi satu kesatuan tersebut, bila kita tidak saling mempercayai maka tidak akan terjadi suatu sinergi yang berenergi positif yang efektif yang akan membangun tim kita ke arah yang lebih produktif. Percaya kepada orang lain merupakan satu komponen yang terkandung di dalam sikap mental positif.
Sama halnya dengan Biksu Suci, dia selalu memandang semua orang adalah baik adanya, selalu percaya kepada setiap orang yang mereka temukan di dalam perjalanan mereka. Lain halnya dengan si Kera Sakti, dia tidak mudah untuk percaya tetapi dia lebih memilih untuk WASPADA. Karena di setiap perjalanan mereka mencari kitab suci, mereka selalu bertemu dengan para siluman yang akan membunuh si Biksu Suci tersebut. Ternyata ketidakmudahan untuk percaya atau kewaspadaan dari si Kera Sakti membuahkan hasil, dia selalu menyelamatkan Biksu Suci dari siluman-siluman yang mengancam membunuhnya.
Percaya di dalam sikap mental positif tidak dimaksud untuk percaya yang buta tetapi percaya yang berhikmat. Mereka yang memilih sikap percaya yang buta maka seringkali akan terjerembab dengan sikap yang mereka pilih tersebut, mereka akan mudah dikelabui oleh rekan kerja ataupun orang lain yang berada disekelilingnya. Milikilah percaya yang berhikmat atau WASPADA. Analisa setiap orang yang berjumpa dengan Anda, bisa jadi mereka memiliki niat yang tidak baik pada diri Anda, jadi Anda harus selalu waspada tanpa mengabaikan variabel kepercayaan itu sendiri.
Jujur Vs Cerdik
“Jujurlah padaku…” sepenggal syair lagu dari Radja. Apakah Anda tergolong orang yang jujur? Apakah perlu kita memanggil Jengiskan untuk mengukur tingkat kejujuran Anda dengan lie detectornya? Kejujuran tidak selalu menghasilkan sesuatu yang positif. Seberapa sering kita jujur tetapi malah kejujuran kita menjadi bumerang bagi diri kita sendiri? Seperti yang sering kita dengar bahwa kejujurang kadang menyakitkan. Penulis tidak bermaksud mengatakan untuk Anda tidak jujur tetapi lebih kepada jujur yang cerdik.
Sebagai contoh: satu hari ada teman yang tiba-tiba datang ke rumah Anda dengan nafas terengah-engah, muka pucat dan mata ketakutan dan memohon kepada Anda untuk menyembunyikan dia dari kejaran sekelompok orang yang akan membunuhnya, karena Anda merupakan teman baiknya maka Anda mengabulkan permohonannya. 15 menit kemudia datanglah sekelompok orang tersebut dan bertanya apakah Anda melihat teman Anda tersebut? Apa jawaban Anda?
Bila Anda mengatakan dimana posisi teman Anda maka Anda orang yang jujur tetapi sekaligus Anda seorang pembunuh, tetapi bila Anda menjawab tidak tahu berarti Anda seorang yang cerdik. Kita lihat disini bahwa kejujuran seringkali tidak menghasilkan sesuatu yang positif. Sama halnya dengan Biksu Suci. Sang Biksu selalu jujur dengan mengatakan siapa diri dia dan kemana tujuan perjalanan dia, tetapi hal tersebutlah yang kembali menghambat perjalanan mereka. Lain halnya dengan Kera Sakti yang selalu menggunakan kecerdikan dia dan hal itu kembali lagi menyelamatkan perjalanan mereka dari para siluman.
Jadi, selalu bersikap mental positif pun tidak akan membawa diri Anda kearah lebih baik. Perlu diperhatikan bahwa sikap mental positif pun mempunyai sisi negatif. Oleh karena itu kita perlu mempuyai sikap mental positif yang berhikmat dan bijaksana, karena tidak selamanya sikap mental positif membuahkan hasil positif. so, Choose ur attitude.
Sepenggal Cerita Tentang Perilaku Positif
Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal:
- Pertama :Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu,
- Kedua: Jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut". "Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama".
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita .. pilihan ada di tangan anda. 'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa.
Catatan Bila kita menelaah lebih jauh, cerita singkat diatas cukup menggambarkan bagaimana cara kita memproses informasi yang terima ke dalam pikiran sampai membentuk persepsi dan menjadi perilaku. Jelas, dari setiap persepsi atau paradigma dan perilaku akan memberikan hasil yang berbeda.
Perilaku adalah buah dari Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata bermakna sama yang sering kita jumpai dalam keseharian. Setiap hari kita tentu memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu maupun orang dalam dunia ini. Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitu banyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kita mendapatkan informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasan kepada bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yang dilakukan orang lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yang seringkali merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisi tersebut. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana persepsi yang berada di otak kepala.
Pahamilah paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikat satu sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita tidak bisa mengubah dapat mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.
Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir. Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melalui paradigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup akan berbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigma dengan pusat yang lain.
Sementara kita mengembangkan paradigma yang memberdaya kita untuk melihat melalui lensa kepentingan ketimbang kegentingannya, kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengorganisasi dan melaksanakan setiap minggu dari hidup kita di sekitar prioritas kita yang lain, untuk menjalani apa yang kita katakan. Kita tidak akan bergantung pada orang lain atau benda apa pun untuk manajemen yang efektif atas hidup kita.
Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif, entah bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma menggerakan dari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan paradigma tersebut menghasilkan perubahan yang kuat. Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dari perilaku kita, dan akhirnya sumber dari segala hubungan kita dengan orang lain.
Tak salah memang perilaku yang ditampilkan secara kasat mata mengidentifikasi dengan paradigma kita yang kita miliki terhadap sesuatu atau siapapun, tentunya yang perlu diperiksa adalah komponen-komponen saringan proses pikiran kita mulai dari menerima informasi sampai dengan membuatnya menjadi perilaku, mana yang perlu kita perbaiki apakah nilai-nilai kita, pengalaman-pengalaman kita, meta program yang kita punya, saringan distorsi-penghapusan-pen-generalisasi-an atau entah saringan saja yang mempengaruhi kita dalam pengambilan keputusan atas reaksi atau perilaku apa yang kita lakukan. Bisa jadi salah satu dari merekalah yang mungkin saja mendomisasi keputusan kita. Sebuah PILIHAN, bukan ! (Mohamad Yunus)
Have a positive day!
Salam Inspirasi, Mohamad Yunus HRD & General Services Manager PT Widatra Bhakti Moderator I2 http://www.inspirasiindonesia.com/ " The MAP is Not The TERRITORY"
- Pertama :Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu,
- Kedua: Jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut". "Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama".
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita .. pilihan ada di tangan anda. 'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa.
Catatan Bila kita menelaah lebih jauh, cerita singkat diatas cukup menggambarkan bagaimana cara kita memproses informasi yang terima ke dalam pikiran sampai membentuk persepsi dan menjadi perilaku. Jelas, dari setiap persepsi atau paradigma dan perilaku akan memberikan hasil yang berbeda.
Perilaku adalah buah dari Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata bermakna sama yang sering kita jumpai dalam keseharian. Setiap hari kita tentu memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu maupun orang dalam dunia ini. Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitu banyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kita mendapatkan informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasan kepada bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yang dilakukan orang lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yang seringkali merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisi tersebut. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana persepsi yang berada di otak kepala.
Pahamilah paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikat satu sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita tidak bisa mengubah dapat mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.
Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir. Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melalui paradigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup akan berbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigma dengan pusat yang lain.
Sementara kita mengembangkan paradigma yang memberdaya kita untuk melihat melalui lensa kepentingan ketimbang kegentingannya, kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengorganisasi dan melaksanakan setiap minggu dari hidup kita di sekitar prioritas kita yang lain, untuk menjalani apa yang kita katakan. Kita tidak akan bergantung pada orang lain atau benda apa pun untuk manajemen yang efektif atas hidup kita.
Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif, entah bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma menggerakan dari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan paradigma tersebut menghasilkan perubahan yang kuat. Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dari perilaku kita, dan akhirnya sumber dari segala hubungan kita dengan orang lain.
Tak salah memang perilaku yang ditampilkan secara kasat mata mengidentifikasi dengan paradigma kita yang kita miliki terhadap sesuatu atau siapapun, tentunya yang perlu diperiksa adalah komponen-komponen saringan proses pikiran kita mulai dari menerima informasi sampai dengan membuatnya menjadi perilaku, mana yang perlu kita perbaiki apakah nilai-nilai kita, pengalaman-pengalaman kita, meta program yang kita punya, saringan distorsi-penghapusan-pen-generalisasi-an atau entah saringan saja yang mempengaruhi kita dalam pengambilan keputusan atas reaksi atau perilaku apa yang kita lakukan. Bisa jadi salah satu dari merekalah yang mungkin saja mendomisasi keputusan kita. Sebuah PILIHAN, bukan ! (Mohamad Yunus)
Have a positive day!
Salam Inspirasi, Mohamad Yunus HRD & General Services Manager PT Widatra Bhakti Moderator I2 http://www.inspirasiindonesia.com/ " The MAP is Not The TERRITORY"
Positive Attitude - part 1
POSITIVE ATTITUDE (to be success)
Banyak orang membangun suatu usaha dan berakhir dengan kegagalan. Namun tidak sedikit pula orang yang mampu merencanakan suatu project planning dan berujung dengan kesuksesan.
Ternyata pondasi untuk menuju kesuksesan yaitu sikap anda. Orang-orang yang sukses ternyata dibayang-bayangi dengan saat-saat terbaik dalam hidupnya, tidak terbelenggu dengan masa lalunya, memiliki optimisme yang tinggi, serta kemampuan mengelola diri mereka untuk tidak tergantung dengan suasana hati.
Sebenarnya sikap seperti apa yang harus dibangun agar kesuksesan menghampiri kita. Berikut di bawah ini tips-tips praktis bagaimana membangun sukses, disadur dari suatu kolom konsultasi usaha di sebuah tabloid bisnis oleh Andre Vincent Wenas.
Miliki model kesuksesan.
Pilih beberapa orang atau tokoh yang memiliki kisah-kisah sukses dalam hidupnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Proses belajar cepat yaitu pertama-tama imitasi (meniru), lalu masuk improvisasi, kemudian inovasi dan terakhir yaitu invensi. Maka sesuai dengan tahapan tersebut, awalilah dengan bertindak dan berpikir seperti model yang anda pilih, kemudian akhiri dengan suatu gaya yang otentik pada diri anda. Insya allah dengan niat baik, maka track anda akan mengarah pada kesuksesan.
Tanamkan pikiran positif
Pikiran yang positif akan terfokus pada hal-hal yang destruktif (membangun). Dengan pikiran yang positif, anda akan berusaha memancarkan kebaikan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan secara terintegrasi secara spontan, serta selalu percaya diri dan tidak ragu melangkah dengan visi dan misi hidup yang telah ditetapkan.
Perlakukan orang lain secara positif
Perlakukan orang yang anda jumpai dalam hidup anda sebagai orang yang paling penting di dunia. Penghormatan tersebut akan memantul balik pada aura anda. Sebagai contoh, apakah anda akan mendiamkan orang yang tersenyum ramah pada anda? Nurani anda pasti menginginkan anda membalas senyuman tersebut secara wajar. Itulah awal networking. Maka, usahakan supaya orang yang anda temui merasa dibutuhkan, diperlukan, dan dihargai.
Berusaha untuk melihat sisi-sisi positif dan terbaik dari tiap-tiap orang
Lebih condong untuk melihat sisi-sisi terbaik dalam diri setiap orang yang anda temui akan membuat anda lebih lepas dan open-minded. Ide-ide yang cemerlang selalu diawali dari pikiran yang positif, bukan tatkala kita berpkiran sempit. Selalu carilah yang terbaik dari setiap gagasan yang muncul.
Manfaatkan waktu secara positif, jangan buang waktu untuk hal-hal yang berguna
Gunakan manajemen waktu. Setiap orang memiliki waktu 24 jam sehari, namun kebanyakan orang gagal didapat karena dia terlena, kurang bisa memanfaatkan waktu secara efektif dan sering tercurinya waktu untuk kegiatan negatif. Di sisi lain, anda akan terbentuk sebagai orang yang disiplin. Kedisiplinan atas waktu pula yang akan membawa kita dihormati oleh orang lain.
Kembangkan diri kita untuk lebih terbuka dan berwawasan.
Semakin banyak input yang hadir dalam pikiran kita, baik dari gagasan yang disampaikan orang lain, hasil tukar pikiran dengan orang lain, buku atau litaeratur yang kita baca, peristiwa atau acara yang kita tonton, akan membuat kita semakin kaya akan paradigma dan memiliki multisolusi atas setiap masalah yang kita hadapi, serta mengupdate keyakinan yang kita miliki.
Kembangkan diri kita untuk memiliki mental untuk memberi.
Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa memberi tidak akan merugikan, bahkan sering berbalik dengan sesuatu yang lebih besar atau lebih banyak berkali lipat. Kuncinya yaitu keikhlasan. Ternyata kebaikan seseorang yang dibarengi dengan ketulusan merupakan sesuatu yang tidak mudah dilupakan bagi orang yang dibantu atau diberi. Apalagi kalau upaya kita memberi baik sebagai hadiah maupun bantuan adalah kepada orang yang tepat di saat yang tepat, serta memberikan solusi atas permasalahan dia. Refleksitas akan membuat orang yang ditolong akan membalasnya dengan doa yang (yakinlah) makbul adanya...
Sekelumit doa yang bermakna
Doa bukanlah sebagai penghias bibir atau formalitas penutup rangkaian ibadah shalat kita. Ternyata kekuatan doa selalu memberikan harapan kepada kita untuk meyakini bahwa merupakan kita adalah orang-orang yang akan ditolong oleh-Nya. Doa memberikan sandaran ketika sesuatu yang logis tidak bisa diterima. Doa yang mengiringi suatu perencanaan akan memberikan suatu energi yang lebih ketika kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari, Maka, jangan lupa untuk melakukan ritual itu secara bermakna, alias tahu betul apa yang kita baca dan panjatkan pada-Nya. Tentunya, dengan doa kita menjadi tahu bahwa kita memiliki ketidak berdayaan yang kemudian kita juga tahu bahwa Dia tidak akan tinggal diam pada hamba-Nya yang sudah berikhtiar.
Berikan sikap positif pada siapapun, kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun kondisinya, insya allah dengan meyakini hukum ketertarikan (law of attraction) kesuksesan akan menghampiri kita.
Bersiaplah untuk sukses...
Salam Positif!
Oh ya, ada slide positive attitude di sini
Ugung DA Wibowo
Positive Psychologist
Psychology Faculty of Muhammadiyah University of Purwokerto
Dukuhwaluh Street PO Box 202 Purwokerto – Central Java – Indonesia – Post Code: 53182
Banyak orang membangun suatu usaha dan berakhir dengan kegagalan. Namun tidak sedikit pula orang yang mampu merencanakan suatu project planning dan berujung dengan kesuksesan.
Ternyata pondasi untuk menuju kesuksesan yaitu sikap anda. Orang-orang yang sukses ternyata dibayang-bayangi dengan saat-saat terbaik dalam hidupnya, tidak terbelenggu dengan masa lalunya, memiliki optimisme yang tinggi, serta kemampuan mengelola diri mereka untuk tidak tergantung dengan suasana hati.
Sebenarnya sikap seperti apa yang harus dibangun agar kesuksesan menghampiri kita. Berikut di bawah ini tips-tips praktis bagaimana membangun sukses, disadur dari suatu kolom konsultasi usaha di sebuah tabloid bisnis oleh Andre Vincent Wenas.
Miliki model kesuksesan.
Pilih beberapa orang atau tokoh yang memiliki kisah-kisah sukses dalam hidupnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Proses belajar cepat yaitu pertama-tama imitasi (meniru), lalu masuk improvisasi, kemudian inovasi dan terakhir yaitu invensi. Maka sesuai dengan tahapan tersebut, awalilah dengan bertindak dan berpikir seperti model yang anda pilih, kemudian akhiri dengan suatu gaya yang otentik pada diri anda. Insya allah dengan niat baik, maka track anda akan mengarah pada kesuksesan.
Tanamkan pikiran positif
Pikiran yang positif akan terfokus pada hal-hal yang destruktif (membangun). Dengan pikiran yang positif, anda akan berusaha memancarkan kebaikan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan secara terintegrasi secara spontan, serta selalu percaya diri dan tidak ragu melangkah dengan visi dan misi hidup yang telah ditetapkan.
Perlakukan orang lain secara positif
Perlakukan orang yang anda jumpai dalam hidup anda sebagai orang yang paling penting di dunia. Penghormatan tersebut akan memantul balik pada aura anda. Sebagai contoh, apakah anda akan mendiamkan orang yang tersenyum ramah pada anda? Nurani anda pasti menginginkan anda membalas senyuman tersebut secara wajar. Itulah awal networking. Maka, usahakan supaya orang yang anda temui merasa dibutuhkan, diperlukan, dan dihargai.
Berusaha untuk melihat sisi-sisi positif dan terbaik dari tiap-tiap orang
Lebih condong untuk melihat sisi-sisi terbaik dalam diri setiap orang yang anda temui akan membuat anda lebih lepas dan open-minded. Ide-ide yang cemerlang selalu diawali dari pikiran yang positif, bukan tatkala kita berpkiran sempit. Selalu carilah yang terbaik dari setiap gagasan yang muncul.
Manfaatkan waktu secara positif, jangan buang waktu untuk hal-hal yang berguna
Gunakan manajemen waktu. Setiap orang memiliki waktu 24 jam sehari, namun kebanyakan orang gagal didapat karena dia terlena, kurang bisa memanfaatkan waktu secara efektif dan sering tercurinya waktu untuk kegiatan negatif. Di sisi lain, anda akan terbentuk sebagai orang yang disiplin. Kedisiplinan atas waktu pula yang akan membawa kita dihormati oleh orang lain.
Kembangkan diri kita untuk lebih terbuka dan berwawasan.
Semakin banyak input yang hadir dalam pikiran kita, baik dari gagasan yang disampaikan orang lain, hasil tukar pikiran dengan orang lain, buku atau litaeratur yang kita baca, peristiwa atau acara yang kita tonton, akan membuat kita semakin kaya akan paradigma dan memiliki multisolusi atas setiap masalah yang kita hadapi, serta mengupdate keyakinan yang kita miliki.
Kembangkan diri kita untuk memiliki mental untuk memberi.
Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa memberi tidak akan merugikan, bahkan sering berbalik dengan sesuatu yang lebih besar atau lebih banyak berkali lipat. Kuncinya yaitu keikhlasan. Ternyata kebaikan seseorang yang dibarengi dengan ketulusan merupakan sesuatu yang tidak mudah dilupakan bagi orang yang dibantu atau diberi. Apalagi kalau upaya kita memberi baik sebagai hadiah maupun bantuan adalah kepada orang yang tepat di saat yang tepat, serta memberikan solusi atas permasalahan dia. Refleksitas akan membuat orang yang ditolong akan membalasnya dengan doa yang (yakinlah) makbul adanya...
Sekelumit doa yang bermakna
Doa bukanlah sebagai penghias bibir atau formalitas penutup rangkaian ibadah shalat kita. Ternyata kekuatan doa selalu memberikan harapan kepada kita untuk meyakini bahwa merupakan kita adalah orang-orang yang akan ditolong oleh-Nya. Doa memberikan sandaran ketika sesuatu yang logis tidak bisa diterima. Doa yang mengiringi suatu perencanaan akan memberikan suatu energi yang lebih ketika kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari, Maka, jangan lupa untuk melakukan ritual itu secara bermakna, alias tahu betul apa yang kita baca dan panjatkan pada-Nya. Tentunya, dengan doa kita menjadi tahu bahwa kita memiliki ketidak berdayaan yang kemudian kita juga tahu bahwa Dia tidak akan tinggal diam pada hamba-Nya yang sudah berikhtiar.
Berikan sikap positif pada siapapun, kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun kondisinya, insya allah dengan meyakini hukum ketertarikan (law of attraction) kesuksesan akan menghampiri kita.
Bersiaplah untuk sukses...
Salam Positif!
Oh ya, ada slide positive attitude di sini
Ugung DA Wibowo
Positive Psychologist
Psychology Faculty of Muhammadiyah University of Purwokerto
Dukuhwaluh Street PO Box 202 Purwokerto – Central Java – Indonesia – Post Code: 53182
Positive Info: Poster "Laskar Pelangi" & Poster "Fundamental Hypnosis"
Setelah mengenal mereka melalui novel legendarisnya, ada baiknya anda memperkuat visualisasi terhadap tokoh-tokoh di novel Laskar Pelangi tersebut melalui film ini.
Jangan terlalu berharap mereka akan sesuai dengan apa yang anda bayangkan, tapi nikmati dan resapi. Insya allah anda akan terinspirasi...
silahkan klik di sini untuk informasi workshop saya bersama Ustad Fachrudin Arif (CI) dalam suatu workshop Fundamental Hypnosis.
Jangan terlalu berharap mereka akan sesuai dengan apa yang anda bayangkan, tapi nikmati dan resapi. Insya allah anda akan terinspirasi...
silahkan klik di sini untuk informasi workshop saya bersama Ustad Fachrudin Arif (CI) dalam suatu workshop Fundamental Hypnosis.
Senin, 13 Oktober 2008
Hukum Berpikir Positif
Hukum Berpikir Positif
Pygmalion Effect ?
Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir
PositifPygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapibukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu."
* Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan danmakanan yang cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruktentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung,patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu Cuma patung,bukan isterimu."Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul.Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atauseseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif. Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.
* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknyabila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepadakita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba membujuk," ataukita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjaditidak bahagia.Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk,ia ingat untuk memberi kepada kita."
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kacamata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain.Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadimenyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only........ ....how nice!!!!
Trainers Club Indonesia 5th Anniversary
Life for Success
Salam Trainer
Regards,
HENDRY RISJAWAN
www.trainersclub. or.id
Pygmalion Effect ?
Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir
PositifPygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapibukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu."
* Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan danmakanan yang cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruktentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung,patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu Cuma patung,bukan isterimu."Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul.Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atauseseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif. Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.
* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknyabila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepadakita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba membujuk," ataukita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjaditidak bahagia.Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk,ia ingat untuk memberi kepada kita."
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kacamata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain.Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadimenyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only........ ....how nice!!!!
Trainers Club Indonesia 5th Anniversary
Life for Success
Salam Trainer
Regards,
HENDRY RISJAWAN
www.trainersclub. or.id
Langganan:
Postingan (Atom)