Sikap mental positif adalah salah satu faktor untuk meraih kesuksesan dalam hidup maupun dalam karir! Apakah statement tersebut masih relevan untuk sekarang ini? Sudah banyak buku yang mengulas betapa pentingnya sikap mental positif itu, sudah banyak pelatihan yang pembahasan materinya seputar sikap mental positif.
Apakah sedemikian sempurnanya sikap mental positif itu sampai tidak ada titik kelemahannya?
Pada artikel ini penulis akan membahas sikap mental positif dari sudut pandang negatif. Hal ini saya berani tuliskan karena telah melalui observasi peserta dari beberapa kelas yang telah penulis pimpin dan juga dari beberapa pengalaman hidup orang-orang yang pernah berkonsultasi dengan penulis.
Pernahkan Anda menonton sebuah tayangan di salah satu stasiun TV swasta yang berjudul “Kera Sakti”? Kera sakti atau disebut sebagai Sungokong merupakan kera langit yang mendapat hukuman karena kenakalannya, dan dia diberikan tugas untuk mengawal seorang Biksu Suci untuk mencari kitab suci. Satu hal yang menarik dari film tersebut adalah pada individu biksu suci tersebut, dapat penulis katakan bahwa biksu suci tersebut mempunyai sikap dan pikiran yang sangat positif sekali. Berbeda sekali dengan si Kera Sakti yang selalu curiga. Tetapi celakanya, pikiran dan sikap positif dari si biksu suci malah menghambat perjalanan mereka untuk mencari kitab suci tersebut, menjadi bumerang bagi diri si biksu tersebut. Sebaliknya dengan si Kera Sakti yang selalu curiga pada akhirnya selalu melepaskan mereka dari segala halang rintangan.
Dan dari film tersebutlah penulis mendapatkan ide untuk menuliskan artikel ini.
Percaya Vs Waspada
Bila kita bekerja di dalam suatu tim, maka kita diharapkan untuk dapat mempercayai setiap individu yang telah menjadi satu kesatuan tersebut, bila kita tidak saling mempercayai maka tidak akan terjadi suatu sinergi yang berenergi positif yang efektif yang akan membangun tim kita ke arah yang lebih produktif. Percaya kepada orang lain merupakan satu komponen yang terkandung di dalam sikap mental positif.
Sama halnya dengan Biksu Suci, dia selalu memandang semua orang adalah baik adanya, selalu percaya kepada setiap orang yang mereka temukan di dalam perjalanan mereka. Lain halnya dengan si Kera Sakti, dia tidak mudah untuk percaya tetapi dia lebih memilih untuk WASPADA. Karena di setiap perjalanan mereka mencari kitab suci, mereka selalu bertemu dengan para siluman yang akan membunuh si Biksu Suci tersebut. Ternyata ketidakmudahan untuk percaya atau kewaspadaan dari si Kera Sakti membuahkan hasil, dia selalu menyelamatkan Biksu Suci dari siluman-siluman yang mengancam membunuhnya.
Percaya di dalam sikap mental positif tidak dimaksud untuk percaya yang buta tetapi percaya yang berhikmat. Mereka yang memilih sikap percaya yang buta maka seringkali akan terjerembab dengan sikap yang mereka pilih tersebut, mereka akan mudah dikelabui oleh rekan kerja ataupun orang lain yang berada disekelilingnya. Milikilah percaya yang berhikmat atau WASPADA. Analisa setiap orang yang berjumpa dengan Anda, bisa jadi mereka memiliki niat yang tidak baik pada diri Anda, jadi Anda harus selalu waspada tanpa mengabaikan variabel kepercayaan itu sendiri.
Jujur Vs Cerdik
“Jujurlah padaku…” sepenggal syair lagu dari Radja. Apakah Anda tergolong orang yang jujur? Apakah perlu kita memanggil Jengiskan untuk mengukur tingkat kejujuran Anda dengan lie detectornya? Kejujuran tidak selalu menghasilkan sesuatu yang positif. Seberapa sering kita jujur tetapi malah kejujuran kita menjadi bumerang bagi diri kita sendiri? Seperti yang sering kita dengar bahwa kejujurang kadang menyakitkan. Penulis tidak bermaksud mengatakan untuk Anda tidak jujur tetapi lebih kepada jujur yang cerdik.
Sebagai contoh: satu hari ada teman yang tiba-tiba datang ke rumah Anda dengan nafas terengah-engah, muka pucat dan mata ketakutan dan memohon kepada Anda untuk menyembunyikan dia dari kejaran sekelompok orang yang akan membunuhnya, karena Anda merupakan teman baiknya maka Anda mengabulkan permohonannya. 15 menit kemudia datanglah sekelompok orang tersebut dan bertanya apakah Anda melihat teman Anda tersebut? Apa jawaban Anda?
Bila Anda mengatakan dimana posisi teman Anda maka Anda orang yang jujur tetapi sekaligus Anda seorang pembunuh, tetapi bila Anda menjawab tidak tahu berarti Anda seorang yang cerdik. Kita lihat disini bahwa kejujuran seringkali tidak menghasilkan sesuatu yang positif. Sama halnya dengan Biksu Suci. Sang Biksu selalu jujur dengan mengatakan siapa diri dia dan kemana tujuan perjalanan dia, tetapi hal tersebutlah yang kembali menghambat perjalanan mereka. Lain halnya dengan Kera Sakti yang selalu menggunakan kecerdikan dia dan hal itu kembali lagi menyelamatkan perjalanan mereka dari para siluman.
Jadi, selalu bersikap mental positif pun tidak akan membawa diri Anda kearah lebih baik. Perlu diperhatikan bahwa sikap mental positif pun mempunyai sisi negatif. Oleh karena itu kita perlu mempuyai sikap mental positif yang berhikmat dan bijaksana, karena tidak selamanya sikap mental positif membuahkan hasil positif. so, Choose ur attitude.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar